Memang pusing.
Ketika pada suatu masa kita ditempatkan dalam situasi dan kondisi yang sempit dan sulit.
Pernah suatu ketika, saya bertanya-tanya, bagaimana rasanya jadi Ibas Yudhoyono. Jadi anak pemimpin negeri, dikenal disana-sini, mau apa tinggal jentikkan jari.
Tetapi, saya tidak sampai hati, membayangkan bagaimana orang-orang seperti Ibas harus membangun mental baja menghadapi aneka badai yang menimpa bapaknya.
Bagaimanapun juga, selama masih ada rakyat, aparatur negara adalah sasaran cerca yang tiada tara.
Apa sih, segala sepak terjang yang dicanangkan pemerintah selalu jadi sumber masalah. Tanpa sadar, kita, rakyat jelata ini senang sekali nyacat negeri sendiri.
Jadi ingat, seorang sahabat yang 10 tahun lebih tua dari saya (serius) pernah berkata: Yang salah tu juga bukan mutlak pemerintahnya, kita tu ya yang terlalu demand, tapi gak ngaca, sejauh mana kemampuan kita. Sesuai gak sama kitanya.
Ya kadang kala, kita memang mudah bersikap aktif evaluatif. Tapi, kitang sering lupa, bagaimana seharusnya kita. Kita tidak paham dengan birokrasi yang ada. Memang lebih asik menghujat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar